Kurban, Ikhlas dan Takwa
Idul Adha adalah salah satu hari raya Umat Muslim dan identik dengan Kurban. Namun apa sebenarnya harus seperti apa dalam menyikapi idhul adha tersebut.
Yang diharap yang utama bukanlah daging atau darah yang mengalir
setelah penyembelihan. Yang terpenting yang Allah harap dari ibadah
kurban adalah takwa dan keikhlasan kita.
Allah Ta’ala berfirman
,
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat
mencapainya.” (QS. Al Hajj: 37)
Kata Syaikh As Sa’di mengenai ayat di atas, “Ingatlah, bukanlah yang
dimaksudkan hanyalah menyembelih saja dan yang Allah harap bukanlah
daging dan darah kurban tersebut karena Allah tidaklah butuh pada segala
sesuatu dan Dialah yang pantas diagung-agungkan. Yang Allah harapkan
dari kurban tersebut adalah keikhlasan, ihtisab (selalu
mengharap-harap pahala dari-Nya) dan niat yang sholih. Oleh karena itu,
Allah katakan (yang artinya), “Ketakwaan dari kamulah yang dapat
mencapai ridho-Nya”. Inilah yang seharusnya menjadi motivasi ketika
seseorang berkurban yaitu ikhlas, bukan riya’ atau berbangga dengan
harta yang dimiliki, dan bukan pula menjalankannya karena sudah jadi
rutinitas tahunan. Inilah yang mesti ada dalam ibadah lainnya. Jangan
sampai amalan kita hanya nampak kulit saja yang tak terlihat isinya atau
nampak jasad yang tak ada ruhnya.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 539).
Sudahkah kita melakukan ibadah kurban tersebut untuk meraih takwa?
Barangkali niat kita yang tidak benar karena ingin pamer harta dengan
besarnya kurban yang disembelih? Hati-hati dengan niat tidak ikhlas.
Jeleknya amalan yang tidak ikhlas diterangkan dalam hadits berikut.
عَنْ
مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ
« إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ ». قَالُوا
وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الرِّيَاءُ
يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِىَ
النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ
فِى الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً »
Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
yang paling kukhawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik ashgor.”
Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Beliau
bersabda, “(Syirik ashgor adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada
mereka yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat
balasan atas amalan mereka: ‘Pergilah kalian pada orang yang kalian
tujukan perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah kalian
mendapatkan balasan dari mereka?’ (HR. Ahmad 5: 429. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Hanya Allah yang memberi taufik.
source : Rumaysho ( Muhammad Abduh Tuasikal )
0 comments:
Posting Komentar