Recent Post By Lable

Imam Asy Syathibi

Beliau adalah Ibrahim bin Musa, bin Muhammad Al-Lakhmi Al Ghamathi Abu Ishak, yang lebih dikenal dengan sebutan Asy-Syathibi, yang dijuluki dengan Al Imam Al Allaamah (yang sangat dalam ilmu pengetahuannya), Al Muhaqqiq (yang memiliki kemampuan untuk meneliti sesuatu guna menemukan kesalahan dan kemudian memberi solusi), Al Qudwah (yang pantas diikuti), Al Hafizh (yang telah menghafal dan menjaga ribuan hadits), dan Mujtahid (yang mampu mendayagunakan kemampuan untuk menghasilkan hukum). Beliau adalah ulama yang benar-benar mengerti pokok-pokok ajaran, penafsir, ahli dalam bidang fikih, perawi hadits, ahli bahasa, mahir dalam ilmu bayan, pendebat yang lihai dan handed, orang yang menjauhi hal-hal yang syubhat, memiliki keshalihan, ahli zuhud dan pengikut Sunnah, imam yang muthlaq, pantas untuk diikuti, pembahas yang memiliki ketelitian yang istimewa, dan menguasai banyak disiplin ilmu.

Beliau termasuk ulama yang memiliki kemampuan meneliti sesuatu guna menemukan kesalahan, kemudian memberikan solusi. Beliau memiliki ketangguhan dalam ilmunya dan termasuk pembesar umat yang menguasai banyak disiplin ilmu serta keterampilan yang tepercaya. Beliau mempunyai keberanian yang mengakar dan kepemimpinan yang agung dalam ilmu fikih, ushul, tafsir, dan hadits, baik yang berbahasa Arab maupun yang berbahasa lain, dengan sifat dan sikap kehati-hatian serta ketelitian. Beliau sanggup menyimpulkan permasalahan dengan tepat dan jeli, serta memiliki ketelitian dalam menelaah, yang memiliki kekuatan untuk dijadikan dasar. Kesimpulan dan manfaat yang dipetik oleh beliau sangat berguna, semua yang dibahas oleh beliau adalah sesuatu yang mulia, dan segala sesuatu yang dijadikan dasar oleh beliau terbebas dari noda (karena telah diteliti).

Beliau selalu menjaga dan mengikuti Sunnah serta menepis hal-hal yang berbau bid'ah dan syubhat, untuk menuju pada hal-hal yang memiliki dasar yang kuat dan sempurna. Dengan kegigihannya beliau memerangi setiap hal yang berbau bid'ah dan juga pelakunya. Oleh karena itu, beliau dan para ahli lainnya beserta para gurunya selalu satu shaf dalam perumusan masalah.
Penulis memiliki karya-karya yang agung, yang di dalamnya terdapat pembahasan-pembahasan yang sangat bernilai, kritikan-kritikan, penelitian, dan koreksian yang selalu dibutuhkan karena urgensitasnya.
Al Imam Al Hafizh bin Marzuq berkata tentangnya, "la adalah seorang syaikh, profesor, ahli ilmu fikih, seorang imam, muhaqqiq, dan ulama besar yang shalih; Abu Ishak."
Engkau akan letih jika menyebutkan keutamaan orang seperti imam ini. Sesungguhnya keutamaan mudah diketahui oleh orang yang memiliki keutamaan yang sama.
Beliau menimba ilmu pengetahuan Arab dan sebagainya dari beberapa Imam besar, diantaranya:
1. Ibnu Al Fakhar Al Albiri. Al Imam yang sudah terkenal mendapat kelapangan dari Allah dalam keilmuannya. Kalaupun tidak mengambil guru lain yang memiliki spesialisasi lain, niscaya ia telah cukup.
2. Abu Al Qasim As-Sabthi. Al Imam yang mulia, bapak ilmu lisan (bahasa), yang juga menjadi pensyarah kitab Makshurah Hazim.
3. Asy-Syarif Abu Abdullah At Talmasani. Al Imam Al Muhaqqiq yang terpandai pada masanya.
4. Abu Abdullah Al Muqri. Al Imam yang memiliki keluasan ilmu pada masanya (menurut kesepakatan umum).
5. Quthb Ad-Dairah —Syaikh Al Jalah—. Seorang pemimpin yang dikenal dengan sebutan Abu Said bin Lub. Imam yang mulia, penjelajah ilmu, dan mahir dalam berdiploma.
6. Ibnu Marzuq Al Jad. Ulama besar, AIMuhaqqiq, dan guru ilmu ushul.
7. Abu Abdullah Al Balansi. Ulama besar, ahli tafsir, dan pengarang.
8. Abu Ja'far Asy-Syaquri. Al Haj yang memiliki keluasan ilmu, penjelajah ilmu, mahir dalam berdiploma, dan orang-orang yang selalu bersamanya dapat mengambil banyak manfaat darinya.
9. Abu Al Abbas Al Qabab. Penghafal hadits dan ahli dalam ilmu fikih.
10. Abu Abdullah Al Hafar. Seorang mufti dan seorang ahli hadits.
Untuk ilmu yang akan ditimba, beliau selalu menyertai gurunya hingga hari wafatnya.

Karena kesungguhan yang beliau lakoni, maka tidak ada kata mustahil untuk mendapatkan kepandaian, hingga ia sanggup melampaui orang-orang yang telah menjadi besar sebelumnya, sehingga ia bisa masuk dalam jajaran para imam pada berbagai dimensi keilmuan dan pengetahuan.
Disamping memiliki kecermatan dalam mengoreksi, beliau juga sering membicarakan permasalahan-permasalahan dan problematika yang berkembang saat itu bersama para imam yang pernah menjadi gurunya, seperti Al Qabab, Qadhi Al Fusytani, Imam Ibnu Arafah, dan Abu Abdullah bin Ubad.
Penulis juga banyak menyelesaikan permasalahan dan melakukan penelitian ulang bersama mereka. Hal itulah yang membuat kemuliaan pada diri penulis dapat bertahan lama, penampilannya semakin meyakinkan, dan kepemimpinannya dalam bidang ilmu semakin kokoh.

Di antara masalah yang menjadi perhatiannya adalah perbedaan pendapat yang berkembang dalam madzhab. Beliau rnempunyai sebuah karya yang agung bersama dua imam (Al Qabab dan Ibnu Arafah), karya dalam bidang ilmu tasawuf, serta karya dalam bidang lainnya.
Bagaimanapun, nilai beliau dalam keilmuan melebihi semua hal yang telah disebutkan, dan kepandaiannya dalam mengoreksi melebihi kecerdasan mereka yang terkenal lebih dahulu daripada dirinya.

Dalam hal karya, penulis telah banyak membuat karya-karya berharga; baik yang hanya mencakup teori maupun koreksian terhadap kitab-kitab penting dan bermanfaat, diantaranya:
1. Syarah terhadap kitab AlKhulashah fi An-Nahwi,
2. Syarah Kitab induk empat ulama besar yang tidak ada duanya jika dilihat dari sisi kedalaman bahasa dan pembahasannya.
3. Kitab Al Muwafaqat, yang hanya membahas tentang ilmu ushul fikih, yang beliau beri nama Unwan At-Ta'rif bi Ushul At-Taklif. Kitab berharga yang belum ada tandingannya, yang sekaligus menunjukkan dan memantapkan posisinya sebagai seorang imam.
Imam AI Hafizh bin Marzuq berkata, "Sesungguhnya kitab Al Muwafaqat termasuk kitab yang paling hebat, ia terbagi menjadi dua buku. Adapun yang menjadi karya beliau adalah sebuah kitab yang berbicara tentang pembaharuan-pembaharuan dan bid'ah yang hanya ditulis sekali. Kitab ini betul-betul karya terbaik, beliau menamakannya Al I’tisham dan Al Majalis, yang di dalamnya diterangkan tentang jual beli, yang didasarkan pada kitab Shahih AlBukhari. Terdapat banyak faidah dan pengoreksian."
4. Kitab Allfadat wa AIlnsyadatyanQ dicetak dalam dua buku. Di dalamnya terdapat sesuatu yang unik dan baik, yang menjadi penyedap kesastraan dan kebudayaan.
5.  Kitab Unwan Al It-Tifaq fi Ilmi AI Isytiqaq.
6. Kitab dasar mengenai ilmu nahwu. Hal ini telah beliau sebutkan secara bersamaan dalam kitab Syarh AlAlffyah.

Masih banyak lagi hasil karya beliau. Penulis pernah memusnahkan kitab pertama pada masa hidupnya, demikian halnya yang kedua. Beliau juga memiliki banyak fatwa.
Di antara syairnya tatkala mendapatkan ujian bid'ah adalah,
Kalian sedang diuji wahai kaum dan ujian itu bermacam-macam.
Source : Al I'tisham/Abu Ishaq Ibrahim bin Musa bin Muhammad Al-Lakhmi Asy-Syathibi Al Gharnathi; penerjemah, Shalahuddin Sabki, Bangun Sarwo Aji Wibowo, Masrur

0 comments:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Media Muslim All Right Reserved